
Saat Palestina digempur siang malam oleh tentara Israel, para anggota parlemen Liga Arab yang tengah berdiskusi di Kairo untuk membahas serangan Israel ke Gaza malah saling tuding dan memojokan.
Serangan Israel ke Gaza telah membuat dewan legislatif atau parlemen Liga Arab terpecah. Demikian laporan mingguan Mesir Al Ahram edisi terbaru, Rabu (14/1).
Selama pertemuan yang diselenggarakan Liga Arab di Kairo, para anggota legislatif Liga Arab saling perang kata-kata, sementara sejumlah negara, seperti Suriah, menolak mengirimkan delegasi ke pertemuan itu.
Jassem El-Sakr, Ketua Parlemen Arab (dewan legislatif Liga Arab), mendesak negara-negara Arab untuk mengabaikan perbedaan. Ia menyebut Pakta Pertahanan Bersama Arab yang selama empat dekade beku harus diaktifkan kembali untuk menghadapi agresi Israel terus-menerus ke tanah Arab.
Parlemen Arab mendesak negara-negara Arab mengumpulkan lebih dari 35 juta dollar AS sebagai bantuan ekonomi kepada Palestina yang sedang terkepung dan mendesak dibentuknnya komite parlemen Arab untuk merekonstruksi Gaza.
"Kami mengimbau Mesir melanjutkan upaya-upaya itu atas dasar peran kepemimpinannya dan pengalamannya dalam soal itu," demikian bunyi pernyataan Parlemen Arab.
Namun, delegasi lain menggunakan pertemuan itu untuk menyerang Mesir dengan menuduh mereka bersekongkol dengan Israel menerapkan blokade ekonomi ke Gaza.
Mesir Dipojokkan
Ragab El-Towair, Kepala Delegasi Libya, menyayangkan ulah Israel yang justru memproklamasikan perang terhadap Hamas di Kairo. El-Towair juga menyalahkan Mesir karena tidak membuka perbatasan Rafah-Mesir.
El-Sakr dan Mustafa El-Feki, Kepala Komisi Hubungan Luar Negeri Mejelis Rakyat Mesir (DPR Mesir) bereaksi atas tuduhan itu dengan keluar dari ruang sidang.
El-Sakr mendesak Parlemen Arab tidak menggunakan pertemuan Liga Arab untuk memperlebar jurang perbedaan di antara Arab, sebaliknya segala upaya dikonsentrasikan untuk menghadapi Israel ketimbang saling menyalahkan.
El-Feki bahkan mengingatkan, kecaman berulang-ulang dari negara-negara Arab terhadap Mesir bisa membuat mereka menarik diri dari Liga Arab.
Dia membela keputusan para pembuat kebijakan di Mesir dengan menyatakan, mereka berusaha memelihara kontak, baik dengan Hamas maupun Fatah, demi mendekatkan dan rekonsiliasi kedua kelompok Palestina berselisih itu.
"Mesir telah berbuat maksimal guna rekonsiliasi Palestina dan membuka pintu penyeberangan Rafah. Namun, Palestina sendiri terpecah," kata El-Sakr yang lalu menyeru Fatah dan Hamas menanggapi positif prakarsa Mesir itu.
Salahkan Hamas
Sementara itu, dalam Majelis Syuro Liga Arab, Ketua Majelis yang juga Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Nasional (NDP) yang berkuasa di Mesir, Safwat El-Sherif, menuduh Hamas mengipasi rezim-rezim radikal Arab dengan mempertaruhkan nasib bangsa Palestina.
"Hamas telah memaksa rezim-rezim itu tidak menghadiri dialog rekonsiliasi Palestina atau pembaruan gencatan senjata enam bulan dengan Israel yang digagas Mesir yang akibatnya Gaza menjadi target serangan barbar Israel," kata El-Sherif.
"Para pemimpin Hamas yang mengundang malapetaka di Gaza seharusnya jangan menyalahkan Mesir atas kekeliruan mereka dan demi apa yang menjadi ulahnya sendiri."
El Sharif menolak penunjukkan Nabil Louqa Bibawi sebagai anggota dewan syuro Liga Arab mewakili Palestina karena menganggap penunjuknya, Khaled Meshaal, yang memimpin Hamas sebagai agen Iran.
"Meshall tinggal di sebuah hotel mewah di Damaskus, alih-alih pergi ke Gaza untuk memerangi Israel di sana," kata anggota Dewan Syuro Ahmed Abdel-Halim. Ia menuduh Meshall hidup dalam kemewahan di bawah penderitaan rakyatnya di satu hotel bintang lima di Damaskus dan melancarkan kritik pedas terhadap Mesir.
Abdel-Halim juga menyerang pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dengan menyebut, sebaiknya Nasrallah menyerang Israel dari Lebanon daripada menghabiskan energi dengan mengkritik Mesir.
Mohamed Ragab, juru bicara NDP di Mejelis Syuro, mengingatkan bahwa pembukaan Rafah akan menciptakan malapetaka keamanan besar. "Baik Israel maupun Hamas berusaha mengekspor masalah Gaza ke Mesir," kata Ragab yang juga menuduh Iran dan Suriah telah memobilisasi protes jalanan di Kedutaan Besar Mesir di Beirut dan Damaskus.
Menteri Kesehatan Mesir Hatem El-Gabali menuduh Hamas mengeksploitasi pembantaian Israel di Jalur Gaza untuk tujuan-tujuan politik. "Mereka meraih tujuan-tujuan melalui saluran media massa dan dengan taruhan penderitaan rakyat Palestina," kata Menteri Mesir yang selama tiga hari pertama serangan Israel ke Hamas telah melarang rumah sakit-rumah sakit Mesir merawat korban-korban serangan Israel di Gaza.
Namun, kalangan oposisi Mesir sendiri, di antaranya Nagi El-Shehabi, Ketua Partai Geel (Generasi), mendesak Mesir mengusir Duta Besar Israel dari Kairo.
No comments:
Post a Comment