
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) menjadi salah satu ancaman bagi kesehatan anak-anak di daerah pedalaman Papua.
"Angka kematian anak pedalaman terbesar disebabkan ISPA. Intiny adalah pada pemeliharaan kebersihan lingkungan," kata Customer Relation Service untuk Area Development Program (ADP) Karubaga dari World Vision Indonesia (WVI), Lusi Silaban di Wamena.
ISPA bisa disebabkan tempat tinggal atau rumah tidak memiliki sirkulasi udara yang memadai. Selain itu, ketiadaan sanitasi yang baik dapat juga berakibat buruk pada sistem pernapasan.
Masyarakat pedalaman Papua hidup dalam rumah honai yang tidak memiliki celah dimana udara dapat keluar masuk. Akibatnya, udara pengap terkumpul di dalam rumah. Menghirup udara yang tidak bersih seperti ini sangat mengganggu pernapasan.
Menurut Lusi, secara fisik anak-anak yang mengidap ISPA tampak pada perutnya yang menggembung dengan bagian antara dada dan rusuk yang melekuk ke dalam. Selain itu, dari hidung keluar lendir atau ingus yang tidak pernah kering.
"Anak-anak ini belum mengetahui bagaimana cara mengeluarkan cairan lendir dari hidung. Bahkan, mereka tidak tahu, lendir ini harus dikeluarkan. Yang sering mereka lakukan adalah menghirupnya kembali, sehingga tidak pernah sembuh," jelas Lusi.
Oleh karena itu, WVI secara kontinyu mengadakan Pelatihan Hidup Sehat bagi masyarakat, terutama bagi anak usia sekolah dasar hingga sekolah menengah.
Melalui pelatihan ini anak dan remaja diajarkan menyikat gigi, mencuci tangan dan kaki serta membersihkan tubuh. Lusi mengakui, kesadaran masyarakat masih rendah dalam menjaga kebersihan. Mereka akan menjaga kebersihan jika datang tim pelatihan. Namun, ketika tim tersebut meninggalkan daerah, kebiasaan ini tidak dilanjutkan.
Banyak alasan yang biasanya diutarakan masyarakat. Salah satunya adalah mahalnya harga sabun, sikat gigi dan pasta gigi.
Namun, Lusi menegaskan, alasan ini tidak sepenuhnya benar karena untuk barang-barang kebutuhan lainnya yang tidak begitu vital, masyarakat dapat membeli.
Pelatihan ini dilakukan satu kali selama tiga bulan di daerah pelayanan ADP Karubaga, yaitu Karubaga, Kanggime, Mamit dan Panaga.
"Dengan demikian diharapkan, masyarakat perlahan-lahan dapat melakukannya dengan dorongan dari dalam diri mereka sendiri," .
No comments:
Post a Comment