Thursday 2 April 2009

Pengungsi Situ Gintung Terancam Golput


JAKARTA, KOMPAS.com — Para pengungsi korban jebolnya tanggul Situ Gintung yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT) terancam golput pada Pemilu Legislatif (Pileg) 9 April mendatang. Pasalnya, tempat yang awalnya direncanakan sebagai tempat pemungutan suara (TPS) telah porak-poranda dan dipenuhi puing-puing bangunan.

Daerah yang hancur akibat air bah Situ Gintung tersebut adalah RT1 RW 8, RT 2 RW 8, RT 3 RW 11, dan RT 4 RW 11. Sekitar 1.000 kepala keluarga kehilangan tempat tinggalnya. Sebanyak empat TPS di Kelurahan Cirendeu, Ciputat Timur, pun terancam lenyap seiring dengan hancurnya tempat tinggal warga akibat bencana tersebut.

Wakil Ketua PPS Kelurahan Cirendeu, Muhammad Ali, saat dihubungi, memastikan proses pelaksanaan pemilu legislatif bagi pengungsi bencana Situ Gintung akan tetap berlangsung. "Tidak ada masalah, kalaupun tidak ada TPS, warga bisa yang terdaftar sebagai pemilih bisa memilih di TPS lainnya," katanya.

Dengan syarat, lanjut Ali, masyarakat akan mengajukan pindah TPS dengan menggunakan formulir A5. "Jadi tidak perlu khawatir warga akan tetap bisa memilih," imbuhnya.

Sedangkan untuk DPT, Ali mengaku sudah memiliki data terkait korban tewas yang terdaftar dalam DPT. Di lokasi bencana terdapat 2 TPS yakni TPS 23 dengan 378 pemilih, pemilih yang tewas sebanyak 10 orang. Sedangkan TPS 6 dengan pemilih 500 yang pemilih yang tewas sebanyak 1 orang. "Kita sudah melakukan pendataan, kebanyakan yang tewas itu anak-anak yang belum memiliki hak pilih," kata Ali.

Di sisi lain, kondisi ini ternyata tidak terlalu dipedulikan oleh para pengungsi. Yuni Widiarti (28) salah satunya, dirinya mengaku tidak peduli dengan pemilu nanti. "Ikut pemilu atau tidak, nasib saya tidak akan berubah, sama saja," ujarnya.

"Jangankan pikir soal itu, mikirin tempat tinggal saja sudah pusing," kata warga RT 4 RW 8, Kampung Gintung.

Hal senada juga diungkapkan Sa'amin (67). Dirinya mengaku akan golput dalam pemilu legislatif nanti. "Males ah milih. Kecuali kalau kita milih, terus bisa dapet rumah," ujarnya sambil tersenyum.

Sa'amin lebih memilih untuk memikirkan kelanjutan hidupnya dari pada memikirkan harus mencontreng partai dan caleg apa. (C5-09)

No comments:

Followers